Jumat, 23 November 2012

Wajah Pertiwi Tetaplah Bersedih

Menatap langit sehabis hujan tengah hari
Sejukkan mata, lupakan masalah yang ada
Saksikan burung yang berterbangan riang , nikmati sejuknya hari
Satu suguhan alam yang bisa aku lihat dari satu keterbatasan

Inilah Hong Kong, Negeri Beton
Tetap indah, meski kadang penuh harapan semu


Ku lihat di seberang sana
Masih ada tangis, masih banyak air mata 

Ku lihat di sudut sana
Masih ada harapan kosong, yang di pertahankan tanpa ada rasa lelah 
Dan aku masih di sini
menyaksikan apa yang terjadi

Nuraniku berontak dan bertanya
Apa yang telah aku aku lakukan 
Dan tidak ada jawaban
Yang ada hanya ruang kosong tanpa kepastian

Aku malu...........

Aku malu sadari ketidak pedulianku

Hujan telah cukup lama berlalu
Langitpun tak lagi kelabu
Tapi  raut wajah pertiwi masihlah bersedih
terlalu cepat aku menikmati keindahan ini

Saudaraku masih bersedih
Ratapai harapan yang tak pernah pasti

TETAPLAH BERTAHAN

Ku terpaku di pinggiran jendela, mendengar kisahmu
Begitu pilu, hingga akupun malu menyadari kelalaianku

Tak pernah terbayangkan, betapa harunya hidupmu
Yang kau lalui perjalanan yang penuh debu

Kau pernah mengerti hidup......
Tentang kepahitan dan hasrat yang tak pernah cukup
Kau telah mengerti bentuk kapahitan di tengah keterpurukan dan kau bertahan 

Aku belajar darimu
Tentang perjuangan dalam menggapai kehidupan

Ini memang tak mudah
Merubah kerikil menjadi batuan penuh warna

Namun ku yakin kau tak akan pernah menyerah
Melawan tangis yang berhimpitan dengan rasa lelah

Ku yakin kau akan lalui itu semua
Karna kau masih punya cinta

Tetaplah bertahan 
Kerasnya hidup pasti bisa di taklukkan

Kau harus bertahan
Masa depan menantimu dengan penuh keindahan


Rabu, 21 November 2012

WARNA IMAJINASI

Mata ini tersanggah pada topangan yang kuat
Tak bisa terpejam
Merangkul gelapnyya sang malam

Seakan rindu setelah mata ini lama terpejam


Memulai sajakku
Setelah membaca catatan yang lalu
Ternyata cukup lama aku terdiam
Tanpa karya, tanpa keindahan

Dan..............
Warna itu terlihat lagi

Warna warna pelangi

Cukup indah meski tak seperti biasanya

Malam ini aku bersama pelangi
Nikmati warna warni imajinasi
Aku berbincang lagi dengan sang malam
Lupakan mimpi yang terkelam

Sabtu, 03 November 2012

PINJAM MEMINJAM

Bismillah.............

Sabar, Ikhlas, Percaya

Bersabarlah dalam setiap langkah dan perbuatan.seperti wasiat dari mbah yai Qoyum"Man shobaro zhafiro" Siapa yang bersabar dialah yang beruntung.Bersabar itu mencakup banyak hal, baik dengan lingkungan, teman, ujian hidup, nasib, bahkan keuangan.

Mengikhlaskan segala sesuatu yang kita sayangi tak semudah mengucapkan, sebuah hadits mengatakan "I'timad ala nafsi" segala hal dalam hidup ini tidak ada yang abadi.Apapun yang terjadi di dunia ini adalah fana.Hanya sementara.

Kepercayaan itu sangat mahal harganya namun dengan mudah kita bisa menanamkan kepada siapa saja, dengan bergaul sekejap saja entah itu di dunia nyata maupun dunia maya ( jejaring sosial).Kenapa begitu..?.

Karena bumbu bumbu kemanusiaannya kita pupuk, dengan sering berkomunikasi, entah itu chatting, ngorol lewat telphon, bahkan bertemu, karna keseringan itulah kita dengan gampang percaya dengan orang yang ada di sekitar kita.

Namun ketiga di atas itu bisa gugur seketika dan rusak dengan hadirnya lakon "Pinjam meminjam" ini sebuah pelajaran berharga dalam hidup, dan perlu kita garis bawahi sebagai gawang kehidupan.Karena dengan meminjam bisa merubah segalanya bahkan persahabatan.

Persahabatan yang kuat dan lama sekalipun, ketahuilah bahwa meminjam itu bisa lebih berbahaya dari pada meminta.Karna begitu kita meminta itu, obyeknya pasti telah di putuskan untuk di berikan oleh yang punya, semuanya terang benderang.Ada ijab dan qobul.Ada yang ikhlas memberi dan ada yang ikhlas menerima.

Tetapi sesuatu dalam status di pinjam, atau meminjamkan , tidak ada kata putus di sana.Mungkin selalu ada benih konflik yang ikut tertanam di keduanya, dia bisa tumbuh subur dan laten, hingga "Kesabaran, Keikhlasan, Kepercayaan" luluh lantak dalam sekejap.

Sebisa mungkin hindarkan pinjam meminjam, bagaimanapun lebih baik tangan di atas dari pada tangan di bawah, kalau kita statusnya meminjam, meminjam apa saja apalagi uang, dan kita bermasalah dalam mengembalikannya racun dunia buncah seketika, betapa sakitnya hati kita menerima perkataan dari peminjam, bahkan harga diri kita terkorbankan.

Oleh karena itu berusahalah untuk menjaga keindahan dalam segala hal, hidup ini terasa nyaman dengan menghindarkan pinjam meminjam.


Jumat, 02 November 2012

BICARA DENGAN BAHASA HATI

Bismillah..........

Tak ada musuh yang dapat di taklukkan oleh cinta


Tak ada penyakit yang tak bisa di sembuhkan oleh kasih sayang


Tak ada permusuhan yang tak dapat di maafkan oleh ketulusan


Tak ada kesulitan yang tak dapat di pecahkan oleh ketekunan


Tak ada batu keras yang tak dapat di pecahkan dengan kesabaran


Semuanya itu haruslah berasal dari hati

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata mata karena betapa keras otot dan betapa tajamnya otak.

Namun juga betapa lembut hati kita dalam menjalani segala sesuatunya.
Kita tidak akan dapat menhentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat.
Atau membujuknya dengan berbagai macam permen dan kata kata manis.
Kita harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada kita.


Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan kita.