Awal february yang terencana oleh Allah, karena tiada suatu kejadian di dunia ini tanpa rencanaNya. Disaat aku sedang asik dengan amanah-amanah yang aku jalankan di tengah kesibukanku sebagai BMI, tiba-tiba ada seseorang dari Jakarta mencoba mengenalkan diri dan meminta diantarkan ke tempat2 terpencil atau kepulauan2 yang berada di luar HK.
Tiada curiga apapun karena dalam pikiranku saat itu adalah Bapak ini seorang Dosen yang minta diantar untuk penelitian seperti yg biasa dilakukan oleh para Dosen lainnya. Singkat cerita janjipun dibuat aku jemput di Bandara dan sungguh sangat2 di luar dugaan, karena Bapak itu ternyata Tim Sukses dalam pemilu legislatif.
Perasaan bingung dan campur aduk saat itu akhirnya aku arahkan sesuai permintaan Beliau tanpa mengurangi rasa hormat aku kepada para tamu lainnya dari Jakarta, hampir tiap minggu Beliau ke HK dan selama itu pula aku dekat dengannya.
Bukan munafik kedekatan itu menumbuhkan rasa yang sebelumnya tidak pernah ada, ya.....rasa nyaman, rasa rindu, dan rasa cinta. Benar aku merasa sangat nyaman bila Beliau hadir dan aku merasa di emong kalau Beliau ada, juga aku merasa sangat terlindungi. Minggu berganti bulan siang dan malam tiada pernah putus komunikasi, Line, Whatsapp, Couple, Skype, email, sms, telephone. Sehari tanpa kabar sudah bingung menanyakan kemanakah, sedang apakah, sama siapakah dan lain sebagainya.
Sampai kejujuran tentang bagaimana status aku yang sebenarnya tersampaikan kepada Beliau, entah bagaimana saat itu mengawalinya yang jelas mengalir begitu saja saat menuturkan semuanya tanpa ada sekat. Cintapun mengalir tanpa ada perasaan lain dan perasaan kotor sedikitpun, karena aku merasa jiwa ini mendapatkan kesejukan lagi dalam kehidupan.
Sampai suatu saat kita berdua bicara dan aku menanyakan siapa anak kecil yg pernah Beliau kirimkan melalui Whatsapp tempo dulu itu, dengan hati2 Beliau menjelaskan bahwa itu putrinya dan Beliau juga menjelaskan bahwa Istrinya baik2 saja di Jakarta sedang Kuliah. Bagai disambar petir yang sangat dahsyat sehingga kalimatpun tak mampu terucap, hanya buliran2 yang sangat deras keluar dari mata ini. Sakit dan sangat sakit haruskah aku jatuh lagi? Haruskah aku terpuruk lagi?.
Dua kalimat itu selalu menghantuiku siang dan malam...mencoba bangkit dengan sisa tenaga, mencoba berjalan lagi dengan kekuatan seadanya, aku pasrah sama Allah, aku tidak berani curhat dengan siapapun atas apa yang aku alami, atas apa yang terjadi padaku. Karena jurus yang beliau pakai sangat bagus, setelah membuat aku benar2 merasakan arti Cinta baru Beliau jelaskan bahwa sebenarnya Beliau sudah beranak dan beristri.
Cinta yang sudah tertanam, sangat sulit aku tepis dan aku lupakan, berusaha menghindarpun rasanya aku tak mampu, dalam pikiranku waktu cinta itu hadir, kalau memang dia itu mempunyai keluarga kenapa masih mencintai wanita lain?, cinta itu terlalu masuk dalam kehidupanku. Dalam sejarah kehidupan semua keluarga aku tidak ada keturunan poligami, tapi kenapa aku sekarang menghadapi itu?. Mencoba menerima semua ketentuan Allah atas apa yang aku alami saat itu...
Detik2 kepulanganku aku sudah merasakan perubahan dalam dirinya, yang dulu selalu ingin tau apa aktifitasku, menjadi cuek jangankan sehari, beberapa haripun kalau aku tidak menanyakan kabarnya Beliau tidak pernah menanyakan, dan selalu aku yang bawel terus menanyakan. Menelponpun selalu menanyakan dulu mau ditelpon? kalau dulu tanpa menyakanpun selalu menelpon.
Sampai aku menanyakan lagi di situs Couple kalau memang tidak ada waktu untuk membagi waktu lebih baik dilepas saja.... Tetapi apa jawabannya....enak saja,,, dipaksa ada waktu untuk Diajeng titik. Di Skypepun Beliau menjelaskan tentang bagaimana berpoligami itu, berusaha menjalaninya tanpa beban, walaupun sebenarnya aku gak ngerti sama sekali apa yang aku rasakan, cinta kali yang menjadikan aku sampai seperti ini.
Mencoba selalu berbaik sangka dan mencoba mengerti kalau Beliau sangat sibuk, perasaan cemburu selalu ada, apa yang sebenarnya aku rasakan aku sendiri tidak tau. Sampai tiba kepulanganku dan aku benar2 berada di tengah keluargaku. Sampai sejauh inipun kalau aku tidak menanyakan bagaimana kabarnya Beliau tidak pernah menjawabnya, dan sangat munafik dengan apa yang aku rasakan saat dulu aku masih di HK.
Beginikah caranya mempermainkan perasaan wanita? Beginikah caranya mencintai seorang wanita? Kalau dibilang sibuk, sebelum mengenal aku dan sebelum benar2 menyatakan cinta padaku Beliau juga sibuk dan sejauh itu selalu ada waktu walaupun cm menyapa.
Aku hanya butuh kejelasan tentang bagaimana selanjutnya hubungan ini, mau dibawa kemana hubungan ini. Kalau memang sudah tidak mampu membagi waktu dan tidak sanggup untuk melanjutkan tolong bilang sejujurnya, biar aku bisa dan berusaha untuk menanggalkannya. Jangan menggantungkan rasa seperti ini bagi pembaca blog aku yang setia aku butuh saranmu, aku butuh sekali asupan nasehatmu.
Aku tunggu jawabanmu yang sebenarnya, insyaa Allah aku siap apapun keputusanmu, jangan jadikan kesibukanmu sebagai alasan karena sesibuk apapun seseorang itu akan selalu memperhatikan cintanya dan selalu mengingat cintanya, karena sesungguhnya cinta yang sebanarnya cinta atas cinta Allah itu selalu ada perhatian dan ada komunikasi.
Saat ini bila kangen itu hadir hanya mencoba membaca ulang di email, di skype, dan di couple waktu Beliau masih rajin manuliskan kalimat cinta dan kalimat rindu selalu berulang aku membacanya, sambil meneteskan air mata, inikah akhirnya....beginikah kisahku....
Apa yang aku tuliskan di sini adalah cuplikan kalimat2 aku dalam diary aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar