Selasa, 18 September 2012

KECEWA YANG KEDUA KALI

"Dek....
tolong dengarkan kata kata mas
sekali ini saja,sungguh mas tidak bohong
dia itu wanita nakal
yang memang suka menggoda laki laki"


Begitu petikan kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya setelah aku mencapai puncak kemarahan itu.Aku tidak pernah menyangka sama sekali mbak......dia yang aku idamkan bisa mengimami keluarga kami kelak ternyata sama dengan lelaki lainnya.

Mengawali perbincangan kami melalui telephone,Saras(bukan nama asli) asal Malang Jawa Timur,kami sudah cukup lama kenal dan akrab semenjak sama sama aktif di sebuah Organisasi,setelah pulang ke kampung halamannya(cuti) selama satu bulan bukannya kebahagiaan yang di dapat namun luka menganga dalam dada.

Masa remaja yang mengasikkan tak pernah ku lewatkan,dengan ikut menyanyi dari penggung ke panggung,Alhamdulillah saya mempunyai bakat di bidang tarik suara,nggak bagus tapi lumayan merdu bila menyanyi he..he...he...kata orang orang sih.

Dari sama sama menyanyi saya mengenalnya,awalnya sering bertemu entah itu kebetulan atau janjian,sampai tumbuh benih benih asmara antara kami,gayung bersambut kami membawa hubungan itu ke orang tua kami,Restu turun dari orang tua,Tahun 1990 kami malngsungkan pernikahan.

Setahun kami menikah,kehidupan rumah tangga kami tentram dan bahagia,saya hamil dan melahirkan seorang putri cantik dan mungil buah dari cinta kami.walaupun ekonomi tergolong pas pasan namun kehadiran bocah di tengah tengah keluarga,melengkapi kehidupan rumah tangga kami.

Awal dari retaknya rumah tangga kami,dia mulai sering keluar rumah entah kemana,konon berita yang saya tangkap dari kanan kiri rumah dia suka berjudi,minum minuman keras.Setiap pulang ke rumah selalu saya tanya tapi selalu mengelak "Ah jangan dengerin kata orang mah,itu orang orang yang sirik saja"
Kira kira putri kami umur setahun,kebiasaan itu makin menjadi,otomatis ekonomi kami makin terpuruk,dia merasa tak sanggup menghidupi saya dan anak saya,kami berdua di antarkan ke rumah orang tua saya,lepas itu dia menghilang entah kemana tanpa ada tanggung jawab sebagai seorang suami terhadap keluarganya,yang menghidupi seorang istri dan anak,bagai di telan bumi tanpa kabar dan berita,saya sendirian menghidupi anak yang lagi aktif aktifnya,saat itu butuh sekali perhatian dari seorang ayah.

Hati bagai tersayat sebuah rumah tangga yang kami bangun dengan cinta kasih,berpondasikan kasih sayang menciptakan benteng yang kokoh di istana hati kami,siapa yang menyangka akan luluh lantak tanpa bekas dalam sekedipan mata,oleh nafsu manusia yang di penuhi dengan angkara dunia.

Tiga bulan dia meninggalkan kami berdua tanpa ada tanggung jawabnya,entah terhembus angin apa dia kembali lagi ke rumah dan entah malaikat apa yang meniupkan ke naluri saya,akhirnya saya memaafkan dia bagaimanapun dia adalah ayah dari buah hati kami.Memulai lagi hidup apa adanya dari ekonomi yang terhimpit,saya meminta izin untuk membantu meringankan beban ekonomi kami dengan pergi ke Hong Kong.

Alhamdulillah dapat izin,saya berangkat anak saya titipkan ke orang tua saya,kontrak pertama saya lolos,ekonomi di rumah terbantu,komunikasi baik dengan keluargapun baik,saya mengajukan kontrak ke dua,di tengah perjalan kontrak yang kedua ini kebiasaan lamanya mulai kambuh,dari yang jarang pulang,main,entah kebiasaan apa lagi,bila ku pertanyakan pasti pintar sekali mengelak,dan membuat jawabannya.

Kerikil kerikil dalam rumah tangga kami datang,sering cekcok,komunikasi yang tersendat,tanggung jawab sebagai seorang ayah juga terabaikan.Otomatis hak asuh sepenuhnya di tangan ibuk.Akhirnya empat tahun finish saya pulang,saya coba kembali membangun keluarga kecilku,menata kembali retak retak kecil dalam dinding rumah tangga kami.Alhasil tembok istana kecil kami berhasil saya selamatkan istilah jawa kami melaksanakan "Mbangun nikah" biar apa yang pernah terjadi dalam rumah tangga dulu terkubur,dan tercipta keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

"
Kelakuan buruk kalau di biasakan akan menjadi tabiat"
"tabiat buruk kalau di lanjutkan akan menjadi karakter"

Mungkin pepatah itu sangat tepat untuk suami saya,di bersihkan di kotorin lagi,di cuci selalu di kotorin lagi,sebuah kelakuan buruk kalau sudah memindset dalam fikiran manusia,sangat sulit di hilangkan walaupun semuanya membutuhkan waktu"Innamal a'malu binniyat"segala sesuatu itu berasal dari hati,kalau tidak dari hati pasti akan terulang dan terulang lagi.

Suami saya berulah lagi,kebiasaan buruknya kambuh lagi,kondisi keluarga kami makin terpuruk saat itu,harus dari mana dan bagaimana saya memulainya kembali,mengurai benang benang yang semrawut dalam rajutan tirai mahligai ini.

Istri mana yang sanggup menyaksikan kalakuan suami semakin hari semakin menggila,batinpun terkoyak,ibarat kapal tanpa nahkoda,akhirnya saya kembali lagi ke rantau dengan membungkus seonggok kekalutan di hati.

Sebuah perjalanan panjang,penantian yang sangat melelahkan berharap suasana makin membaik,yang terjadi malah sebaliknya,biduk rumah tangga kami tak bisa saya selamatkan ya Allah ampuni hambamu yang sangat nista ini,telah melanggar sesuatu yang sangat Engkau benci yaitu "PERCERAIAN".

Alhamdulillah melalui seorang teman saya di kenalkan seorang pengacara yang menangani perceraian,semuanya saya urus dari sini,akhirnya surat merah itu benar benar saya terima,dunia menjadi saksi pil pahit harus saya telan sendiri,putri tercintaku dalam dekapan kasih ibu dan keluargaku.

Perlahan lahan saya berusaha menutup diary masa lalu,walau tak segampang orang bilang,dengan bergaul dengan banyak teman,menghadiri pengajian pengajian,berkumpul di organisasi organisasi sambil membantu teman teman kita di indonesia yang Dhuafa,Alhamdulillah hati ini mulai mendapatkan ketenangan.

Allah selalu mendengarkan setiap doa hambanya yang benar benar mengadukan masalah kepadaNya,karna seberat apapun cobaan itu Allah tak akan menguji yang melampaui batas kemampuan umatnya.Akhir kontrak yang ke sekian ini saya rencana ambil cuti tengok keluarga terutama putri kesanganku,dari temannya mbak saya di kenalkan dengan lelaki,bilangnya orang baik dan berpendidikan.

Hati yang sekian lama kosong,ibarat gersang dengan kasih sayang apa salahnya saya coba kembali membuka hati ini buat lelaki lain,dari cerita suaminya mbak saya,dia duda beranak satu(laki laki),bertanggung jawab Insyaallah mau serius dan menerima saya apa adanya.

Pucuk di cinta ulam pun tiba,tiba saatnya saya pulang ke Indonesia,setelah sampai di rumah komunikasi masih berlanjut,kepercayaan berusaha tertanamkan karna memang saya ingin memperbaiki diri dengan menerimanya sebagai ganti ayah dari anakku,dia mengantarku bikin kartu KTKLN di Surabaya.Namun di sepanjang perjalanan HP tak pernah sepi dari musicnya maklum dia kan juragan mungkin banyak nasabah atau pelanggan fikirku.

Sepulang dari bikin kartu KTKLN kita mampir makan di pinggiran kampung Lapindo,Hpnya pun selalu berdering kebetulan kita lagi duduk sambil nunggu pesanan datang,saya bilang mas kok hpnya kalau ada telphone gak pernah mau ngangkat,di angkatlah siapa tau ada penting,dengan enteng dia menjawab ah...biasa paling rekan kerja.

Jawabannya yang sekenanya saja tak bisa menenangkan jiwa,dalam hatipun penuh dengan curiga entah benar entah tidak "ini pasti ada yang tak beres"fikirku.Sampai di rumah saya tidur di rumah kakak dia di sofa saya bersama keponakan di kamar namun otak ini sudah di racuni molekul molekul kotor sedang bekerja di poros saraf.

Tak bisa memejamkan mata sampai tengah malam ku dengar dia sibuk dengan sms smsnya semakin panas dada ini,saya hampiri ke sofa pas Hpnya berdering langsung saya sambar saya angkat telphone itu,di seberang terdengar suara perempuan menyapa,ku tanya kamu siapa yang sana balik nanya lah....kamu sendiri siapa...?

Saya calon istrinya mas Arya(bukan nama asli)saling mengeras pembicaraan kita di telephone malam itu,mas arya berusaha meraih hp yang saya pegang tapi gak saya kasihkan.Ternyata dia dekat dengan mas Arya sudah lama setelah saya cek semua isi smsnya Astaghfirullahal'adzim........sayang sayangan selayaknya suami istri.

Tergulai lemas,terkoyak hancur seluruh isi persendian tulang,pupus musnah harapan membangun istana kecil lagi,lenyap sudah untaian benang emas yang menghiasi tepian qolbu,tak sabar menanti esok,hati sudah hangus terbakar,emosi sudah memuncak,saya tanya ke mas Arya..apa maksudnya dengan semua ini mas.....saya mohon katakan yang sejujurnya,jelaskan siapa perempuan itu sebelum semuanya terlanjur dan berlajut.

Jawabnya perempuan itu nakal dek,dia suka menggoda lelaki jangan dengarkan kata kata dia,dia itu perempuan gak bener.

"tolong dengarkan kata kata mas
sekali ini saja,sungguh mas tidak bohong
dia itu wanita nakal
yang memang suka menggoda laki laki"

Hati semakin hancur puing puing kekecewaan makin menumpuk,berharap kebahagiaan yang saya dapatkan namun sebaliknya,terpaksa menelan pil pahit yang kedua kalinya dalam kehidupan cinta ini .Cukuplah sampai di sini tak perlu di lanjutkan lagi,apapun alasannya mas arya hati ini terlanjur luka,terlanjur sakit,tak tau sampai kapan luka ini bisa sembuh tanpa bekas.

Kembalinya ke Hong Kong,dia sering sms permohonan maaf namun sedikitpun tak bergeming hati ini untuk berusaha membalas smsnya,lama lama bosan juga dia untuk mengirimkan sms.

Hari berganti,bulan pun berlalu,mencoba merangkak lagi,mencoba bangkit lagi dengan sisa sisa kekuatan hati,mencoba untuk mencerna dan memahami arti hidup yang sesungguhnya,seperti dalam firmanNya:

"Sesungguhnya aku menciptakan kalian semua hanya untuk beribadah kepadaKU"

Ada apa dengan ibadahku
Ada apa dengan sedekahku
Ada apa dengan sujudku
Ada apa dengan kepedulianku terhadap kaum Dhuafa

Sejengkal tanah terlewatkan,duri kehidupan tersisihkan,tiap malam mengadukan dengan sang Kholiq mohon bimbing terus kesabaran ini,mohon tuntun terus keistiqomahan ini,karna manusia memang hal yang alamiyah.

Allah juga tidak pernah menjanjikan langit cerah terus tanpa mendung
Allah menjadikan siang berganti malam,terang gelap bergantian
Allah juga tidak menjanjikan jalan hidup ini lurus lempeng tanpa kelokan

Yang Allah janjikan :

Bersama kesulitan pasti ada kemudahan
Bersama masalah ada solusi
Bersama sakit ada obatnya
Bersama krisis ada peluang

Dengan berbagai ujian semoga menambahkan satu point Iman di dada ini,Allah berarti sayang sama saya.

Sebelum menutup perbincangan kami di telphone,mbak Riya sempat bilang sama saya
"Bun Rindu saya tidak trauma kok dengan semua kejadian yang saya alami,saya tetap mau bersuami lagi bila ada yang mau dan mengerti saya,mungkin Allah belum mengizinkan saya menikah lagi,atau mungkin memang belum ketemu jodoh saya bun"

Terharu,teriris,menangis entah apa yang terjadi di alam otak ini,salut dan kagum dengannya.Begitu tegar dan beraninya menghadapi masalah masalah yang menghadangnya.

Kita memang tak pernah bermimpi hidup akan bergelimang masalah,namun kita tak mungkin menyingkir dan lari dari masalah,yang di perlukan justru bagaimana mengakrabi masalah,menikmati masalah,bahkan jika bisa mensyukuri masalah.

Tetap Istiqomah ya mbak....Sesungguhnya masalah masalah yang terjadi adalah proses pendewasaan diri untuk lebih arif menghadapi kehidupan.

Saya juga lagi belajar menikmati dan mensyukuri semua masalah kok mbak ^_^

"MAN SHOBARO ZDAFIRO"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar